Jakarta - Berapa besar penggunaan software Open Source di Indonesia, khususnya di lembaga pemerintah? Hal itu ternyata masih menjadi misteri. Sebuah survei pun digelar untuk menguak seberapa besar penetrasi aplikasi bersistem terbuka itu yang digunakan pemerintah.
Survei tersebut merupakan proyek dari Kementerian Riset dan Teknologi. Kemal Prihatman, Asisten Deputi Urusan Pengembangan dan Pemanfaatan TI Ristek mengatakan, meski ini merupakan program besutan Ristek, namun mereka tidak bekerja sendiri. Namun dibantu oleh lembaga ketiga seperti pihak kampus dan swasta.
Kemal mengakui bahwa untuk menyelesaikan survei tersebut bukan pekerjaan yang mudah dan cepat. Pasalnya, banyak aplikasi yang harus dievaluasi. "Bukan hanya software yang biasa digunakan sehari-hari saja, tapi juga software yang digunakan di belakang untuk menunjang perangkat tertentu," tukasnya, di sela jumpa pers yang berlangsung di gedung BPPT, Jakarta, Kamis (5/6/2009).
Ditargetkan, proyek ini akan dirampungkan di akhir tahun, yaitu antara bulan Oktober atau November 2009. "Untuk awalnya kita lakukan terhadap lembaga pemerintah dulu, kalau untuk pengguna secara keseluruhan rasanya sulit," tukasnya.
Ristek memang menjadi salah satu lembaga pemerintah yang paling gencar mengkampanyekan penggunaan software Open Source di Tanah Air. Sementara lembaga pemerintah lainnya, rasanya masih sulit untuk keluar dari 'nyamannya' software proprietary.
"Open Source bukan hanya masalah menggunaan software secara gratis, tapi juga be freedom untuk memutuskan apa yang ingin kita pakai ataupun yang tidak," Kemal menandaskan.
WASHINGTON - Persaingan mesin pencari internet semakin ketat. Sebagai raja dunia maya, Google tidak tinggal diam jika posisinya terancam para penantang baru. Hal ini memacu Google terus berinovasi, salah satu inovasi terbarunya adalah Google Squared.
Mesin pencari ini memang masih dalam tahap pengembangan. Berbeda dengan mesin pencari Google konvensional, Google Squared tidak lagi menghadirkan daftar link ke berbagai situs sebagai hasil pencariannya. Google menyadari hasil pencarian seperti ini lama kelamaan kurang efektif dan mulai tergeser oleh para pendatang baru di dunia mesin pencarian.
Untuk menjawab kebutuhan itu, Google Squared menghadirkan informasi hasil pencarian yang berasal dari pertanyaan dalam spreadsheet yang dinamakan 'square'.
Pengguna Google Squared kemudian dapat membangun, memodifikasi, dan menyempurnakan pertanyaan mereka melalui pencarian web, demikian keterangan yang dikutip dari AFP, Kamis (4/6/2009).
"Tidak seperti mesin pencari Google saat ini, Google Squared tidak menemukan halaman web mengenai topik yang tengah Anda cari. Melainkan Squared akan otomatis mengambil dan mengorganisir seluruh informasi dan fakta di seluruh link internet," kata juru bicara Google menjelaskan preview produknya.
Google pun mengklaim Squared akan sangat berguna ketika pengguna ingin melakukan pencarian yang sangat banyak guna menemukan informasi yang mereka inginkan.
"Pada dasarnya Squared mencari situs untuk menemukan jenis informasi yang mungkin menarik bagi Anda, kemudian menggali dan mempresentasikannya sehingga lebih mudah dimengerti," tandas juru bicara tersebut.
JAKARTA - Kelompok peretas asal Indonesia kembali 'menjajal' kemampuannya dengan men-deface situs luar negeri. Dan sasarannya kali ini situs asal Portugal.
Situs yang beralamat di www.portugal.ee, berhasil diubah tampilanya oleh peretas yang mengaku berasal dari bLoCk_Und3r9r0und. Saat situs tersebut dikunjungi oleh okezone, Jumat (5/6/2009), nampak halaman depan situs itu telah berganti warna menjadi krem, dengan hiasan yang seolah 'mempermanis' kreasi peretas ini.
Hingga kini, admin situs yang berisi mengenai informasi tentang negara Portugal itu belum mengetahuinya. Sebab, laman depan portugal.ee masih belum diperbaiki. Belum diketahui apa tujuan peretas ini, karena memang tidak ada pesan khusus yang disampaikan oleh kelompok ini.
Dalam pesan singkat yang terpampang itu, mereka hanya menampilkan sebuah tulisan yang berisi.
Hacked By bLoCk_Und3r9r0und
KOPENHAGEN - Beberapa analis mengklaim bahwa menggunakan video conference canggih memakan biaya yang sangat mahal. Itulah sebabnya konferensi perubahan cuaca (UN Climate Change Conference) di Kopenhagen, Denmark, akan menggunakan video conference hemat biaya pada Desember mendatang. Kendati hemat namun tetap berteknologi tinggi.
Untuk itu, Ministry of Foreign Affairs Denmark akan menggandeng Cisco. Perusahaan ini dipercaya untuk menangani teknologi video conference yang akan dipakai selama konferensi perubahan cuaca berlangsung.
?Akan ada banyak diskusi penting bagi kehidupan di Bumi dalam konferensi ini. Sebagai negara yang menjadi tuan rumah, Denmark merasa amat bertanggung jawab atas hal ini," kata Kepala Departemen Royal Danish Ministry of Foreign Affairs Svend Olling, seperti dikutip dari Yahoo News Tech, Jumat (5/6/2009).
Hal ini dibenarkan oleh panitia penyelenggara konferensi, yang disebut dengan COP15. Juru bicara COP15 mengatakan, konferensi yang akan diselenggarakan di Bella Centre Conference Venue ini akan menggunakan teknologi Telepresence besutan Cisco.
Kendati sistem video conference Cisco disebut sebagai teknologi hemat energi dan ramah lingkungan, namun masih banyak pihak yang meragukannya. Pasalnya teknologi ini memerlukan biaya 200 ribu poundsterling dan juga ruangan khusus yang mahal agar teknologi canggih itu bisa berjalan dengan baik.
Sumber
CALIFORNIA - Sebanyak 73 persen profesional di bidang teknologi informatika (TI) mengakui aplikasi peranti lunak mereka masih rentan terhadap serangan hacker. Angka tersebut hanya turun delapan persen dari tahun lalu.
Dalam sebuah survei ulangan yang digelar spesialis peranti keamanan Fortify Software di antara profesional keamanan TI, ditemukan bahwa tahun ini sebanyak 46 persen berpikir bahwa meretas pada level aplikasi adalah cara termudah untuk memasuki sebuah perusahaan. Angka itu meningkat sepertiga dibandingkan survei Fortify tahun lalu.
Selain itu, sepertiga responden percaya bahwa membeli aplikasi dari pihak lain (eksternal) memberikan ancaman sekuritas yang lebih besar dibandingkan membuatnya sendiri. Demikian yang dilansir Net Security, Jumat (5/6/2009).
Barmak Meftah, Senior Vice President Products & Technologies Fortify Software mengatakan, meskipun dirinya senang dengan berkuranganya jumlah responden yang mengakui peranti lunak mereka rentan terhadap serangan, namun penurunan sebesar 8 persen menurutnya masih belum cukup.
"Perusahaan seharusnya mengurangi risiko keamanan dalam aplikasi mereka dan meningkatkan jaminan keamanan peranti lunak, sehingga mereka tidak akan mengeluarkan biaya nantinya dan kebingungan lantaran sistemnya diretas," ujar Meftah.
Survei itu juga menyebutkan bahwa perlambatan ekonomi telah memberikan imbas terhadap keamanan perusahaan, di mana 23 persen melaporkan meningkatnya upaya peretasan semenjak perekonomian terpuruk.
Sumber
Jakarta - Ahli komputer dari Universities of Aberdeen and Dundee, and Capability Scotland telah berhasil membuat sebuah sistem yang berguna untuk anak-anak yang menderita lumpuh otak dan mengalami kesulitan dalam berkomunikasi.
Sistem ini menggunakan software yang mampu membuat mereka memiliki kemampuan komunikasi dengan lebih baik. Cara kerja software "How school today?" ini adalah dengan menggunakan sensor, kartu gesek dan alat perekam. Alat-alat itu gunanya untuk mengumpulkan informasi atas apa saja yang dilakukan anak-anak seharian itu di sekolah.
informasi tersebut kemudian oleh komputer diwujudkan menjadi sebuah cerita, di mana anak-anak nantinya bisa membagi pengalaman tersebut dengan orang rumah.
"Sistem ini didesign untuk menunjang sebuah narasi yang lebih interaktif, dan memungkinkan anak anak untuk berbicara dengan lebih gampang tentang sekolah mereka dan juga agar bisa menjawab pertanyaan dengan cepat", ungkap Dr Ehud Reiter, dari Universitas Aberdeen.
Seorang kepala sekolah yang sudah mencoba software tersebut di sekolahnyapun mengakui kegunaan sistem ini bagi murid, guru, terapis dan para orang tua. Tanpa bantuan orang dewasa, anak-anak yang menderita lumpuh otak bisa menguasai percakapan.
Sumber
JAKARTA - Juniper Networks berhasil meraih gelar Asia Pacific Network Security Vendor of the Year pada ajang bergengsi Frost &Sullivan Asia Pacific ICT Awards 2009.
Keberhasilan itu diraih Juniper pada ajang� ICT Awards 2009 yang diselenggarakan di Singapura beberapa waktu lalu. Penyerahan penghargaan ini adalah bagian dari program Frost&Sullivan dalam memberikan penghargaan pada pelaku industri TIK di Asia Pasifik dengan kinerja menonjol. Pemilihan dilakukan oleh dewan juri terpilih yang terdiri dari eksekutif senior, CIO, CTO dan para analis Frost & Sullivan.
"Prestasi ini mempertegas keunggulan Juniper dalam menghadirkan produk keamanan untuk jaringan berkinerja tinggi," kata Adam Judd, senior vice president Asia Pacific Juniper Networks, dalam keterangan resminya, Sabtu (6/6/2009).
Menurut Judd, perluasan jaringan dan meningkatnya ancaman pada keamanan jaringan mendorong pertumbuhan kebutuhan untuk solusi keamanan jaringan di kawasan Asia Pasifik.
"Semakin canggihnya ancaman keamanan membuat perusahaan perlu memikirkan kembali strategi pada keamanan jaringannya, mereka perlu mempertimbangan solusi keamanan jaringan yang membantu mendapatkan tingkat perlindungan yang optimal, baik menghadapi ancaman dari dalam juga luar jaringan," kata Judd.
?Penghargaan ini adalah bukti kerja keras tanpa henti dari seluruh tim Juniper Networks untuk menghadirkan kinerja bisnis yang luar biasa sepanjang tahun 2008, dan kami yakin Juniper dapat mengembangkan lebih jauh solusi keamanan jaringan di bidang ini,? kata Nitin Bhat, senior vice president Asia Pacific bidang TIK, Frost&Sullivan.
Sumber